Bantu nasabah mencapai tujuan finansial mereka

Bantu nasabah mencapai tujuan finansial mereka

Sebagai penasihat keuangan, sudah menjadi kewajiban kita untuk mewujudkan tujuan finansial nasabah

Tidak bisa dipungkiri setiap orang pastinya memiliki sebuah keinginan yang selalu ingin direalisasikan. Misalnya seperti membeli rumah yang merupakan salah satu impian bagi banyak orang. Impian tersebut tidak akan bisa tercapai jika tidak adanya sebuah perencanaan yang matang. Di sinilah peran kita sebagai penasihat keuangan untuk membantu nasabah mewujudkan impiannya salah satunya dengan membuat perencanaan keuangan atau financial planning yang matang. 

Elisa Oei, CFP, AEPP, anggota MDRT 9 tahun dengan 4 Court of the Table dari Medan mengatakan bahwa ia akan terlebih dahulu menganalisis kebutuhan dan kemampuan nasabah sebelum beranjak membuat perencanaan keuangan. Dari hasil analisa tersebut, ia baru dapat memberikan solusi produk yang terbaik untuk nasabah. Analisa kebutuhan diperlukan pada saat fact finding agar kita sebagai penasihat keuangan dapat memberikan solusi yang tepat sehingga perencanaan keuangan nasabah dapat tercapai. Fact finding yang tepat dapat membantu nasabah dalam merencanakan keuangan yang matang. 

Menurut Oei, idealnya seseorang perlu membuat perencanaan keuangan mulai dari ia memiliki penghasilan sampai usia 50 tahun agar pada saat memasuki usia 56 tahun, nasabah sudah dapat menikmati masa pensiun tanpa ada beban finansial. Sebagai contoh, Oei menceritakan pengalamannya ketika membantu nasabah dalam merencanakan asuransi jiwa untuk perlindungan tertanggung sebagai kepala keluarga, dimana ketika terjadi risiko meninggal dunia terhadap kepala keluarga, maka sejumlah uang pertanggungan diterima oleh ahli waris yang dapat mereka gunakan untuk membiayai kehidupan keluarga yang ditinggalkan.  

Pengalaman lainnya yang ia ceritakan adalah ketika Oei membantu nasabah dalam merencanakan asuransi pendidikan bagi anak dimana setelah 5 tahun, tertanggung orang tua meninggal dunia dan anaknya tetap dapat melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. 

Karena dalam proses mencapai tujuan finansial tidak ada orang yang kebal dari risiko kehidupan, maka diperlukan jaring pengaman atau safety net. Risiko kehidupan seperti sakit kritis, kecelakaan, cacat, ataupun meninggal dapat membuat seseorang kehilangan pendapatan karena tidak dapat bekerja dan pastinya akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam mencapai tujuan finansial mereka. 

Oktaviani Lidya Luntungan, AEPP anggota MDRT 3 tahun dari Jakarta mengatakan bahwa untuk memastikan nasabah mencapai tujuan finansial mereka adalah dengan mengajarkan nasabah pentingnya memiliki dana darurat yang maksimal, salah satunya bisa melalui asuransi. Dana darurat atau jumlah uang pertanggungan asuransi yang wajib dimiliki adalah minimal tiga sampai enam bulan dari jumlah pengeluaran bulanan. Jumlah tersebut akan lebih besar, mengikuti risiko dan jumlah tanggungan nasabah. 

Luntungan bercerita bahwa ia pernah membantu salah satu nasabahnya yang ingin memastikan bahwa anak-anaknya dapat terus bersekolah meskipun kondisi orang tuanya tidak bisa bekerja lagi karena risiko sakit kritis. Nasabah tersebut sudah cukup lama mengenal Luntungan dan ia berkonsultasi mengenai salah satu tujuan finansialnya yaitu ingin anaknya tetap bersekolah di saat nanti ia sebagai orang tua dalam keadaan sakit kritis atau bahkan meninggal dunia. Luntungan memberikan solusi dengan menyarankan nasabah tersebut untuk memiliki asuransi sebagai proteksi pendapatan dimana apabila ia terdiagnosis sakit kritis, kecelakaan, cacat, atau bahkan meninggal, anak-anaknya masih bisa tetap bersekolah. 

Dengan dana santunan yang didapat dari asuransi yang dimilikinya dan sebagai orang tua yang bijak, nasabah tersebut mengambil asuransi dari Luntungan saat itu juga. Setelah hampir satu tahun berjalan, nasabah tersebut mengalami sakit kritis gagal ginjal yang menyebabkan ia tidak dapat beraktivitas seperti sebelumnya. Merupakan keputusan yang bijak untuk nasabah tersebut karena ia telah memiliki asuransi sehingga anak-anaknya dapat tetap bersekolah seperti biasanya walaupun orang tua pencari nafkah utama sakit. 

 

Contact: MDRTeditorial@teamlewis.com