Menjulang hingga ketinggian jelajah pesawat komersial – 8.848 meter di atas permukaan laut – Gunung Everest adalah tantangan pendakian pemungkas.
Mendaki gunung tertinggi di dunia ini adalah misi idaman setiap insan pendaki, khususnya yang sedang mencoba menaklukkan tantangan tujuh puncak (gunung tertinggi di setiap benua). Namun, tak semua penantang berhasil sampai ke puncak atau selamat turun ke base camp. Pula, tak semua orang yang menginginkan petualangan ini berkesempatan menjajalnya.
Sama, perjalanan hidup manusia bisa ibarat pendakian yang panjang dan terjal, apalagi kalau rencana nasabah untuk memitigasi risiko cuma ‘syukur-syukur’ atau ‘moga-moga’. Lintasan menuju hidup nyaman di tahun-tahun keemasan dan pemastian penghasilan jangka panjang untuk orang tercinta bisa berujung celaka jika aset tak cukup terkumpul atau nihil rencana mengelola dan melindungi tabungan masa depan.
Pendaki butuh serpa yang mengenal medan, dan nasabah butuh penasihat yang akan memandunya menuju rencana asuransi yang paling pas.
Bak serpa di Gunung Everest yang memandu para pendaki ke puncak sampai kembali, penasihat adalah pemandu untuk menavigasi risiko dan memastikan penghasilan untuk nasabah dan keluarganya. Berikut ini sembilan cara penasihat dalam membantu prospek melalui pendakian pemungkas ini:
1. Pendaki butuh base camp untuk memulai pendakian Gunung Everest, prospek asuransi butuh titik awal. Orang muda kerap mengawali pengalamannya berasuransi dengan membeli polis asuransi mobil. Dari situ, mereka mulai mencari produk lain seperti asuransi medis dan rencana investasi.
2. Ada dua jalur pendakian utama Everest: sisi selatan di Nepal dan sisi utara di Tibet. Di asuransi, ada jalan (atau produk) yang berbeda-beda, yang bisa mengakomodasi kebutuhan nasabah yang timbul di setiap tahap kehidupannya. Dan seperti pendaki butuh serpa yang tahu di mana harus berhenti untuk berkemah dan rehat, nasabah butuh penasihat yang akan memandunya menuju rencana asuransi yang paling pas.
3. Untuk dapat menaklukkan gunung tertinggi di dunia, pendaki harus menimbang semua risiko dan memastikan keselamatan. Demikian pula, penasihat membantu nasabah menemukenali ancaman terhadap hidup dan usahanya, lalu mencari solusi efektif untuk memitigasi semua risiko itu.
4. Pendaki yang mencoba menaklukkan Gunung Everest seharusnya membekali diri dengan keterampilan progresif seperti mendaki dengan tali pancang, mendaki di tebing terjal berbatu atau bersalju, dan teknik susur celah gletser. Serupa, dalam perjalanan berasuransinya, nasabah pertama-tama membeli asuransi mobil, asuransi kesehatan, dan proteksi dasar untuk risiko jiwa. Seiring usia dan saat menginjak tahap hidup yang baru, timbul kebutuhan baru, seperti proteksi cicilan utang, dana pendidikan anak, dan asuransi jiwa guna memastikan keamanan finansial orang-orang tercinta.
5. Masa jinak Gunung Everest adalah akhir April hingga Mei, setelah musim dingin yang ganas dan sebelum musim panas yang gerah. Membeli polis asuransi jiwa juga ada musim baiknya. Musim baik tersebut adalah kemarin, saat nasabah masih sehat fisiknya dan stabil keuangannya. Karena itu, makin cepat nasabah mendapatkan asuransi jiwa, makin cepat hatinya tenang.
6. Sebelum mengawali misi penaklukan Gunung Everest, perlu banyak perlengkapan agar sukses menyelesaikan perjalanan. Serupa, pada jenis polis asuransi apa pun, ada bebe-rapa prasyarat yang perlu ditimbang perusahaan asuransi untuk memutuskan menerima atau tidak risiko nasabah dan dengan biaya berapa. Di asuransi jiwa, contohnya, perusahaan asuransi akan mengecek kesehatan fisik dan mental, kestabilan keuangan, dan risiko-risiko yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari calon nasabah.
7. Meskipun tidak wajib, lebih bijak jika kita mendaki Gunung Everest dengan membawa satu tabung oksigen tambahan. Demikian pula, mengasuransikan jiwa, harta, dan penghasilan itu tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan. Nasabah harus menimbang cermat hal-hal yang paling disayanginya dan memastikan rencana perlindungan tersedia untuk itu semua.
8. Biaya mendaki Gunung Everest itu beraneka, tergantung ada tidaknya pemandu dan apa saja isi paket perjalanannya. Prinsip yang sama berlaku di asuransi. Tergantung pada faktor seperti usia dan penghasilan nasabah, uang pertanggungan, serta ragam manfaatnya, biayanya berbeda-beda. Penasihat keuangan berpengalaman akan membantu nasabah membandingkan berbagai rencana proteksi dan menemukan perlindungan yang paling cocok untuk kebutuhan mereka, dengan harga terbaik.
9. Sepanjang perjalanan ke puncak, pendaki perlu secara berkala mengkaji dan memikirkan kembali langkah berikutnya dan, bila perlu, mencari rute pendakian yang baru. Nasabah juga harus rutin meninjau rencana asuransinya. Konsultan asuransi akan membantu nasabah mengkaji ulang kebutuhan dan risiko, serta menyarankan perubahan yang tepat untuk proteksinya.
Jadi, tunggu apa lagi? Awali perjalanan nasabah untuk menaklukkan Everest dan bantu mereka mencapai puncak.