Dukungan untuk mereka yang ditinggalkan
Matt Pais
di Majalah Round the Table3 Jan 2023

Dukungan untuk mereka yang ditinggalkan

Mitra amal MDRT EDGE 2022 Soaring Spirits menyatukan orang-orang yang ditinggalkan pasangan di seluruh dunia.

Photo credit: Michael Dare

Ya, dia Wonder Woman. Dia juga sosok nyata yang baru kehilangan suaminya.

Terasa seperti kiasan sekaligus kenyataan saat Lynda Carter, aktris pemeran Wonder Woman pada film seri televisi tahun 1970an itu, berdiri di atas panggung acara CNN Heroes All-Star Tribute 2021 dan menyerahkan penghargaan kepada Michele Neff Hernandez, salah seorang pendiri Soaring Spirits International, mitra amal Yayasan MDRT pada MDRT EDGE 2022. Saat itu, Carter baru 10 bulan menjanda. Sebelum acara, Carter berbincang dengan Neff Hernandez — yang suaminya meninggal akibat kecelakaan sepeda pada 2005 — dan berkata skrip perkenalan yang akan dibacakannya tak cukup melukiskan betapa berat rasa ditinggal pasangan.

“Saat kamera mengarah darinya ke saya, yang melintas di pikiran adalah Kamu pasti bisa, Lynda, lupa bahwa setelahnya saya sendiri harus bicara di panggung yang sama,” kata Neff Hernandez, mengenang pengalamannya melihat seorang aktris veteran terbata-bata membaca skrip di teleprompter. “Itulah bukti kekuatan komunitas.”

Komunitas itu berisi lebih dari 4 juta janda dan duda yang telah mendapatkan dukungan dan teman melalui Soaring Spirits sejak didirikan pada 2006. Menyatukan orang-orang yang berduka, lembaga nirlaba ini hadir membawa pengertian dan kasih sayang di masa-masa sepi dan membingungkan.

Setelah Neff Hernandez kehilangan suaminya, dia sadar bahwa, selain bingung menjawab rentetan pertanyaan – dari cincin kawin mau dipakai sampai kapan hingga pakaian suami mau diapakan – ia juga rindu bertemu orang lain yang memahami perasaan dan kesedihannya tanpa terlalu keras mencoba menghiburnya. Dia mulai mencari para janda dan duda lain dan mengajukan 50 pertanyaan serupa. Pengalaman itu menyadarkannya bahwa, meski tak ada satu solusi mutlak untuk orang yang sedang berkabung, ruang tempat semua cerita pilu dapat hidup berdampingan sangat dibutuhkan.

Lagi pula, saat bertemu Michelle Dippel, yang baru empat bulan kehilangan suami karena kanker, Neff Hernandez – yang suaminya baru dua bulan mangkat – tak tahu harus berkata apa.

Rasanya menderita sekali. Apakah kamu merasakan hal yang sama? kenangnya tentang pertanyaan yang melintas di pikirannya. “Saya sendiri diliputi rasa sepi, dan satu-satunya hal yang bisa saya tawarkan adalah menjalani kesepian ini bersama,” katanya.

Tak lama setelahnya, ziarah bersama ke makam suami Dippel berujung pada tunas pertama Soaring Spirits, lembaga yang mereka dirikan bersama-sama. Kini, lembaga ini menawarkan:

  • Paket untuk janda atau duda baru (dapat diminta gratis di soaringspirits.org
  • Forum daring temu virtual
  • Program sahabat pena untuk menjalin relasi dengan orang lain yang sedang berduka
  • Acara tatap muka dua bulan sekali melalui cabang regional di A.S., Irlandia, dan Uni Emirat Arab
  • Acara Camp Widow sepanjang akhir pekan di A.S., Australia, dan Kanada, dalam format kombinasi “konferensi, retret, dan reuni SMA”
  • Camp Widow sehari, yang memadatkan program akhir pekan ini ke dalam acara sehari yang didukung cabang regional komunitas ini

Pada MDRT EDGE 2022 di Orlando, Florida, AS, para peserta proyek kerja bakti Yayasan MDRT membuat 3.000 paket untuk orang-orang yang baru ditinggal pasangan, yang berisi informasi penting untuk diri mereka sendiri dan program-program Soaring Spirits. Selain itu, dana yang digalang pada MDRT EDGE disalurkan untuk mendukung program Zoom mingguan bagi janda atau duda baru guna membantu mereka melalui masa-masa awal dan merangkul mereka ke dalam komunitas.

Anda ingin terlibat? Selain menyumbangkan dana, Anda bisa menyebar informasi kepada para janda dan duda, terlepas dari kapan pasangan mereka wafat, kata Neff Hernandez. Anda juga bisa memberikan kartu nama You Are Not Alone dan mengarahkan orang yang bukan janda atau duda tetapi ingin turut membantu ke situs web Soaring Spirits.

“Jangan berasumsi orang yang sudah lama ditinggal pasangan tidak tertarik dengan lembaga ini karena perasaan mereka mungkin lebih rumit dari yang Anda sangka,” kata Neff Hernandez, “dan mereka bagian dari komunitas janda dan duda, jadi saat nanti ada kenalan mereka yang kehilangan pasangannya, mereka sudah punya materi untuk diberikan.”

Yang perlu dikatakan – dan yang tidak – kepada nasabah yang tengah berkabung

Berikut ini rekomendasi Neff Hernandez untuk para penasihat:

  • Akui bahwa berduka itu berat. Sering sekali orang mengesampingkan pekatnya duka ditinggal orang yang semestinya menjadi bagian hidup Anda selama-lamanya. Tanpa berkata ‘Kamu pasti bisa,’ akui saja rasa beratnya. Titik.”
  • Pahami penat keputusan yang mendera. Tiba-tiba dia harus mengurus semua hal yang tadinya ditangani dua orang. Jika dia lama membalas surel atau menjawab pertanyaan, pahami bahwa ada banyak keputusan yang harus diambilnya setiap hari, dan usahakan agar pilihan yang Anda ajukan sederhana.
  • Pahami dampak trauma pada otak. Saya mengalaminya sendiri, dan kenal banyak orang yang mengalami hal serupa: Konsultan bicara kepada kami seolah kami bodoh karena sering lupa atau mengulang perkataan sendiri. Sebenarnya, otak kami sedang kewalahan. Jaga rasa hormat Anda saat bicara, karena otak mereka bukan rusak, melainkan macet.”
  • Ketahui bahwa pengalaman tiap orang yang meranda itu berbeda, dan tidak ada reaksi – dari sengguk tanpa henti hingga tak menangis sama sekali – yang lebih baik dari reaksi lainnya. Sesuaikan perlakuan Anda dengan orangnya.
  • Bila sudah siap, orang mungkin akan menikah lagi, tapi jangan pernah menawarkan pasangan baru sebagai solusi. “Sering sekali terjadi, khususnya pada janda atau duda yang masih muda. Menurut mereka, kata-kata itu terasa sangat menyakitkan. Banyak yang bercerita, ‘Di pemakaman, ada yang bilang baiknya saya cari suami baru’ atau ‘Saya dikenalkan dengan wanita yang katanya baik dijadikan istri bila sudah siap nanti.’”
  • Sebut nama mendiang, dan dengarkan dengan sabar. “Dia pasti sedang memikirkan mendiang suami/istrinya, dan rasanya lega mendengar orang lain menyebut namanya, bertanya tulus, ‘bagaimana kabarmu,’ dan mau mendengarkan jawabannya.”
  • Ajukan pertanyaan lain. Alih-alih “Bagaimana kabarmu?” coba tanyakan, “Ada kesulitan yang bisa saya bantu?” atau “Ada yang terasa sukar karena dulu pasangan Anda yang mengerjakannya?” atau “Saya tadi teringat Anda. Bagaimana kondisi Anda sekarang?” “Intinya, tunjukkan kebaikan dan ketulusan,” kata Neff Hernandez. “Dukung orang yang sedang berkabung dengan pengertian. Izinkan mereka berduka. Dengan begitu, mereka bisa pulih dengan cara yang sehat daripada kalau dikelilingi orang yang cuma ingin mereka cepat-cepat melanjutkan hidup saja.”

Penulis

Matt Pais

MDRT senior content specialist