Memberdayakan nasabah dengan literasi keuangan untuk perencanaan keuangan dan manajemen risiko
Dengan pendekatan edukatif dan interaktif, penasihat keuangan bisa membangun kepercayaan dengan nasabah, membantu mereka memahami risiko keuangan, dan membuat keputusan yang tepat, sehingga siap menghadapi tantangan finansial di masa depan.
Di era keuangan yang dinamis, literasi keuangan sangat penting bagi individu dan keluarga dalam membuat keputusan keuangan yang tepat. Kemampuan mengelola uang, merencanakan masa depan, dan memahami risiko keuangan adalah keterampilan yang diperlukan. Penasihat keuangan berperan penting dalam memberdayakan nasabah untuk memahami dan menguasai keterampilan ini.
Literasi keuangan lebih dari sekadar kemampuan membaca laporan keuangan atau menghitung anggaran. Ini mencakup pemahaman tentang mengelola keuangan pribadi, perencanaan pengeluaran jangka panjang, dan pengambilan keputusan investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko individu. Dengan literasi yang baik, seseorang dapat menghindari kesalahan keuangan, seperti memilih produk investasi atau asuransi yang tidak cocok dengan kebutuhannya.
Menurut Anastasia Citra, anggota MDRT dengan 5 tahun pengalaman dari Jakarta, literasi keuangan membantu nasabah menimbang pro dan kontra dari setiap keputusan keuangan. Ini sangat penting dalam memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, bukan hanya mengikuti saran penasihat keuangan. Oleh karena itu, ia selalu mengajak nasabah untuk belajar bersama memahami setiap produk yang mereka pilih agar mereka merasa terlibat dan yakin dengan keputusan mereka.
Citra menjelaskan, “Satu hal yang sering saya lihat adalah nasabah enggan menganalisis kondisi ekonomi, berasumsi bahwa investasi selalu menguntungkan. Untuk membantu mereka yang kurang paham, saya menggunakan konsep segitiga asuransi untuk menjelaskan risiko yang bisa terjadi kapan saja, dan bagaimana polis asuransi dapat melindungi keuangan mereka. Saya juga mengukur pemahaman mereka melalui jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan dan menjelaskan secara detail biaya seperti biaya akuisisi dan biaya asuransi dalam polis, sambil memastikan mereka memahami perbedaan antara polis tradisional dan polis unit link.”
Konsep segitiga asuransi menjelaskan tiga risiko utama dalam kehidupan: risiko sakit biasa, risiko penyakit kritis, dan risiko meninggal dunia. Setiap jenis risiko memiliki penerima manfaat yang berbeda. Untuk polis kesehatan, pihak asuransi membayar biaya rumah sakit. Pada polis perlindungan sakit kritis, pembayaran diberikan kepada pemegang polis atau keluarganya. Sedangkan untuk polis perlindungan jiwa, pembayaran diberikan kepada ahli waris ditunjuk. Dengan penjelasan ini, nasabah dapat lebih memahami siapa yang akan menerima manfaat dari setiap jenis perlindungan asuransi yang dipilih.
Citra menceritakan, “Ada satu kasus seorang ayah dengan tiga anak yang merupakan pencari nafkah utama. Awalnya, ia merasa tidak perlu membeli polis perlindungan kesehatan karena sudah punya asuransi dari kantor. Namun, setelah saya jelaskan bahwa asuransi kantor hanya berlaku selama ia bekerja dan memiliki batasan tertentu, ia mulai memahami pentingnya memiliki asuransi pribadi sebagai cadangan. Justru saat masih sehat, disarankan untuk menyiapkan asuransi pribadi. Dengan pemahaman ini, ia akhirnya memutuskan untuk membeli polis perlindungan kesehatan, yang memberikan rasa aman bagi dirinya dan melindungi masa depan keluarganya dari risiko yang tidak terduga.”
Strategi yang sama diterapkan oleh Santoso, anggota MDRT dengan 5 tahun pengalaman dari Batam. Ia menjelaskan pentingnya literasi keuangan dengan menanyakan tentang portofolio atau ringkasan finansial nasabah terlebih dahulu. Setelah itu, ia memperkenalkan konsep piramida keuangan, mulai dari pendapatan dasar dan biaya hidup, kemudian mencakup kebutuhan untuk kredit pemilikan rumah (KPR), biaya keluarga dan anak, hingga persiapan biaya pensiun. Dengan memahami konsep ini, nasabah dapat melihat apa yang mereka butuhkan untuk memilih produk keuangan yang tepat.
“Menurut pengamatan saya, banyak nasabah di Indonesia yang kesulitan memahami manajemen keuangan. Mereka sering berpikir bahwa uang yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, sesuai dengan teori Maslow tentang kebutuhan fisiologis dan rasa nyaman. Untuk mengatasi masalah ini, penting menggunakan pendekatan visual, seperti menjelaskan piramida finansial atau menerapkan teori 28000 dari Dr. Sanjay Tolani. Saya memiliki satu contoh kasus di mana seorang nasabah yang baru memulai karier ingin membeli asuransi pertamanya. Dalam hal ini, saya biasanya menjelaskan konsep piramida. ketika nasabah baru mulai bekerja dan sedang menabung, sangat penting untuk memiliki asuransi kesehatan. Jika nasabah tersebut sakit, tabungannya tidak akan terkuras. Selain itu, saya juga menyarankan agar nasabah menyisihkan 10% dari gajinya untuk membeli asuransi kesehatan. Memberikan contoh nyata tentang bagaimana asuransi bekerja juga sangat bermanfaat.
Dengan memberikan edukasi dasar tentang manajemen risiko, pendekatan sederhana seperti menabung dapat diterapkan. Uang kecil yang disisihkan dapat tumbuh menjadi jumlah yang lebih besar saat risiko muncul,” jelas Santoso.
Untuk menyesuaikan dengan profil risiko dan latar belakang nasabah, pendekatan yang tepat sangat penting. Sebelum konsultasi, perlu dibangun komunikasi terbuka agar diskusi mengenai keuangan dan harapan mereka lebih konstruktif. Setelah sesi konsultasi, penting untuk menjelaskan kembali produk yang ditawarkan agar nasabah memahami fitur dan manfaatnya.
“Untuk memberikan pendidikan keuangan kepada nasabah, langkah pertama adalah memahami profil mereka menggunakan FORM – Family. Occupation, Recreation, dan Money. Setelah itu, diadakan sesi konsultasi awal untuk menggali pemahaman nasabah tentang asuransi. Penting juga untuk mengedukasi mereka tentang risiko dengan memberikan contoh kasus yang relevan. Setelah analisis kebutuhan, nasabah dapat memilih produk yang sesuai. Terakhir, kami membahas perencanaan jangka panjang untuk membantu mereka meraih masa depan yang diinginkan, sehingga ada kemungkinan untuk melakukan reselling produk di kemudian hari,” jelas Santoso.
Santoso menggunakan pendekatan sistematis untuk memastikan nasabah memahami manajemen keuangan dan asuransi. Ia membantu nasabah melihat asuransi sebagai perlindungan strategis untuk masa depan, dengan memberikan edukasi yang jelas sesuai kebutuhan mereka.
Contact: MDRTeditorial@teamlewis.com