Benarkah ketakpastian selalu berarti buruk? Pada masa pascapandemi yang digelayuti perang dan tantangan ekonomi, menyusun rencana untuk meningkatkan bisnis bukanlah hal mudah. Namun, bagaimana jika ternyata ada strategi untuk memutar balik ketakpastian dan mengubahnya jadi daya saing?
Saat menghadapi masa sulit, sebagian perusahaan mampu terus bertumbuh, sebagian lain justru mengerut. Sebagai pakar strategi pertumbuhan bisnis dan kepemimpinan, saya terdorong untuk mencari tahu alasannya. Maka, saya teliti sejumlah pemimpin bisnis dan perusahaan yang berhasil bertahan walau berkali-kali digempur krisis, dan saya rangkum strategi mereka agar situasi yang biasanya berdampak buruk bisa diputar baik menjadi peluang.
Sementara banyak orang takut pada ketakpastian, mereka justru menyambutnya. Mereka percaya bahwa ini justru peluang untuk menancapkan nama di lokapasar. Dengan meyakini bahwa tantangan, termasuk yang negatif sekalipun, justru mendorong pertumbuhan alih-alih menghambatnya, dampak apa yang bisa Anda hadirkan bagi nasabah dan masyarakat?
Fokus pada tujuan
Salah satu ciri pemimpin dan perusahaan yang mampu menaklukkan ketakpastian adalah visi yang kuat. Mereka sukses bukan karena paling kaya atau produknya paling bagus, tetapi karena pemimpin mereka bisa menjaga agar tim tetap fokus pada tujuan.
Pahami dan perjelas tujuan Anda, target yang ingin dicapai dalam setahun mendatang bagi nasabah, perusahaan, dan tim Anda. Ingat, ini bukan sekadar visi; visi ini harus kuat. Anda harus sepenuhnya fokus pada visi ini sehingga bisa terus optimis dan mencari peluang, apa pun rintangan yang menghadang.
Pikiran kita cenderung mencari hal yang menjadi fokus kita. Jika fokus pada hal-hal negatif, itu pulalah yang akan kita temui. Latih otak untuk fokus pada peluang dan solusi untuk mengatasi rintangan. Latih pula tim Anda dalam hal ini. Nasabah butuh penasihat keuangan yang bisa melatih pikiran mereka untuk mencari peluang. Karenanya, Anda harus bisa menjadi penasihat keuangan dengan tekad bulat untuk mewujudkan visi yang kuat.
Siap hadapi perubahan
Pemimpin yang bisa memutarbalikkan ketakpastian adalah pemimpin yang siap menghadapi perubahan. Jika kita mempersiapkan diri, perubahan bisa jadi peluang paling bagus; jika mengabaikannya, kita bakal tergilas olehnya. Jauh sebelum produksi, transportasi dan penjualan alkohol dilarang di AS, dan memaksa James Beam menutup pabrik penyulingan wiski milik keluarga yang berusia 200 tahun lebih, dia tetap memikirkan apa yang akan dilakukannya andai Larangan itu disahkan jadi undang-undang, sekalipun dia tidak yakin itu akan terjadi. Dia mendiversifikasi sumber penghasilannya dengan membeli lahan di Florida untuk menanam sitrus serta menjalankan tambang batu bara dan batu kapur. Tiga belas tahun kemudian, dan setelah banyak pesaingnya bangkrut, Undang-undang Larangan Minuman Keras dicabut. Setelah mendapatkan investor dan karyawan, Beam pun membangun ulang pabrik penyulingannya dalam 120 hari saja, dan mulai berjualan wiski setahun sebelum bisnis pesaing utamanya dibuka.
Seperti Beam, penasihat pun bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan. Strateginya saya sebut SKEPTIS: sosial, kompetisi, ekonomi, politik, teknologi, industri, dan si pelanggan.
Beberapa bulan sekali, luangkan 20 menit dalam rapat staf, atau 10-15 menit dalam pertemuan nasabah, untuk mencermati apa yang terjadi di luar bisnis Anda. Perubahan apa saja yang terjadi dalam kompetisi? Apa yang terjadi pada ekonomi, teknologi, industri, pesaing, dan nasabah Anda, dan apa yang harus Anda lakukan agar siap menghadapinya? Ajak serta nasabah karena mereka pun perlu siap menghadapi perubahan. Mereka harus bisa memandang perubahan pasar sebagai peluang. Biasanya, kita tak suka perubahan karena kita hanya diam saja menunggunya. Namun, dengan strategi ini, kita bisa mengendalikan perubahan yang akan terjadi.
Dengan memosisikan diri sebagai pemecah masalah, Anda akan jadi penasihat keuangan yang berdaya saing.
Perkuat fondasi
Pada tahun 1970-an, Procter & Gamble melakukan riset pasar dan mengaktifkan nomor telepon toll-free agar pelanggan bisa menyampaikan keluhan. Saat itu, kaum perempuan AS mulai banyak dilibatkan sebagai tenaga kerja, dan banyak yang menelepon dan mengeluh tak punya waktu untuk bekerja sekaligus mengurus rumah, keluarga, dan diri sendiri. Dari situ, P&G membuat berbagai produk untuk mengatasi masalah pelanggannya.
Dekati nasabah dan gali informasi dari mereka. Dengarkan keluhan mereka. Dengan memosisikan diri sebagai pemecah masalah, Anda akan jadi penasihat keuangan yang berdaya saing.
Bangun jejaring
Selalu ada peluang untuk menjalin relasi dengan orang yang bisa menghadirkan perubahan positif dan radikal dalam hidup kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah menjalin koneksi dengan mereka.
Sebelum menjadi arsitek lapangan golf ternama, Tom Fazio, yang hanya lulusan SMA, sampai menguras seisi kantongnya demi bisa menghadiri Turnamen Masters di lapangan Augusta National agar bisa bersosialisasi dan bertukar ide dengan orang-orang sukses di industri golf, misalnya Jack Nicklaus, Arnold Palmer, dan para pentolan di bidang desain lapangan golf. Menurut Fazio, berbagai elemen dari setiap lapangan golf rancangannya berasal dari koneksi yang dibangunnya dengan orang-orang di pertandingan Masters itu.
Tempat apa yang harus Anda datangi agar bisa membangun jejaring dengan orang-orang yang perlu Anda jadikan koneksi? Apa yang Anda investasikan dalam relasi itu sehingga mereka mau berinvestasi pada Anda?
Perbaiki kekurangan, lalu maju terus
Terakhir, jika ada kekurangan, langsung tangani. Beberapa bulan sekali, penasihat harus mengevaluasi praktik bisnis mereka dengan mengajukan pertanyaan dalam tiga kategori: tumbuh, rusuh, dan butuh:
- Pertanyaan kategori tumbuh: Tiga bulan terakhir ini, apa yang telah membantu pertumbuhan bisnis saya? Apa yang menarik bagi nasabah? Apa yang membuat harga tak lagi jadi masalah dan memperkuat reputasi saya?
- Pertanyaan kategori rusuh: Dalam hal apa saya buang-buang waktu? Mengejar nasabah yang salah, menghadiri acara berjejaring yang salah, atau mempertahankan karyawan yang mestinya saya pecat sejak dulu?
- Pertanyaan kategori butuh: Apa yang perlu tetapi belum saya lakukan agar bisnis makin berkembang?
Dengan melakukan refleksi objektif tentang bisnis, memahami apa saja yang berhasil dan yang tidak, serta menanggapi perubahan pasar, Anda akan tetap produktif, bukan sekadar sibuk.
Meridith Elliott Powell adalah pakar pengembangan bisnis dan pembicara MDRT EDGE 2022. Untuk mempelajari kesembilan strategi untuk berkembang dalam ketakpastian, baca bukunya, Thrive: Strategies to Turn Uncertainty to Competitive Advantage.