Log in to access resources reserved for MDRT members.
  • Belajar
  • >
  • Menikmati pekerjaan dengan tulus dan sepenuh hati untuk keseimbangan dan kesuksesan
Menikmati pekerjaan dengan tulus dan sepenuh hati untuk keseimbangan dan kesuksesan [Lysia Hanjaya]
Menikmati pekerjaan dengan tulus dan sepenuh hati untuk keseimbangan dan kesuksesan [Lysia Hanjaya]

Agu 01 2024

Menikmati pekerjaan dengan tulus dan sepenuh hati untuk keseimbangan dan kesuksesan

Lysia Hanjaya, penasihat keuangan berpengalaman dan anggota MDRT selama 6 tahun dari Semarang dikenal karena pendekatannya yang tulus dan penuh dedikasi dalam memberikan layanan keuangan kepada nasabah. Dedikasinya terhadap nilai-nilai seperti ketulusan, tanggung jawab, dan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan karier profesionalnya telah berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesannya sebagai penasihat keuanga

TOPIK BAHASAN

Seorang yang persuasif adalah individu yang mampu menonjol dengan kemurahan hati, empati, dan komunikasi yang baik. Mereka tidak hanya mampu meyakinkan orang lain, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dan berarti. Lysia Hanjaya, anggota MDRT dari Semarang, menunjukkan sifat-sifat ini dalam setiap aspek kehidupan dan kariernya. 

Keberhasilan Hanjaya dalam menjalankan peran ganda sebagai istri dan ibu dari tiga anak balita, serta sebagai penasihat keuangan yang sukses, mencerminkan dedikasi dan kemampuannya dalam memenuhi tanggung jawabnya di pekerjaan.  . Setiap pagi, Hanjaya memulai harinya dengan fokus pada tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu.  Setiap pagi, Hanjaya rutin menyiapkan anak-anak untuk sekolah, memasak, dan menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga lainnya sebelum memulai tugas profesionalnya sebagai penasihat keuangan. Bagi Hanjaya, keluarga merupakan prioritas utama, sehingga setelah menyelesaikan tanggung jawabnya di rumah, ia bisa bekerja dengan lebih fokus dan tenang. Menurut Hanjaya, membagi waktu antara peran sebagai ibu dari tiga anak balita dan sebagai penasihat keuangan profesional bukanlah hal yang mudah. Seringkali, rencana kerja tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Misalnya, janji dengan klien terpaksa dibatalkan karena anak tiba-tiba sakit, atau jadwal telepon yang sudah diatur terganggu karena tidak ada yang menjaga anak-anak, sehingga percakapan telepon menjadi kacau akibat teriakan anak-anak. Pernah suatu kali, nasabah Sanjaya menutup telepon karena gangguan tersebut. Meskipun menghadapi tantangan seperti itu, Hanjaya tetap memusatkan perhatian pada prioritas utamanya. Ia menegaskan pentingnya memahami dan mengikuti prioritas serta panggilan utama dalam hidup. Saat ini, peran sebagai ibu rumah tangga merupakan prioritas utama baginya. 

Menghadapi tantangan dengan dedikasi dan konsistensi yang positif

Meskipun demikian, Hanjaya tidak menganggap enteng pekerjaannya sama sekali. Dia tetap menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi. "Saya tetap berusaha konsisten melakukan panggilan aktif, pertemuan tim, dan bertemu dengan nasabah serta pihak lainnya. Tanpa konsistensi dalam melakukan semua ini, mencapai standar MDRT akan menjadi tidak mungkin. Tantangan terbesarnya adalah tetap konsisten," ujarnya. 

 Selain tantangan konsistensi dalam aktivitas kerja, Hanjaya juga menghadapi kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang erat dengan nasabahnya meskipun memiliki jadwal kerja yang padat. Keleluasaan waktu yang dimiliki oleh orang lain yang hanya fokus sebagai penasihat keuangan tidak tersedia bagi Hanjaya. 

"Waktu untuk bertemu dengan nasabah hanya untuk bersantai tidak bisa saya lakukan sering-sering. Dahulu saya melakukannya saat belum punya anak, tapi sekarang tidak mungkin saya bisa melakukannya secara rutin. Karena waktu yang terbatas, saat bertemu, saya selalu fokus pada pekerjaan. Namun, saya tetap menunjukkan ketulusan dalam perkataan dan perbuatan saya, sehingga hubungan yang terjalin antara saya dan klien bukan sekadar transaksi, tetapi memiliki unsur kedekatan dan kepercayaan. Saya selalu memperhatikan kebutuhan klien saya, seperti ulang tahun mereka, keadaan keluarga, dan hal-hal lainnya, meskipun seringkali hanya melalui WhatsApp, telepon, atau kadang-kadang mengirimkan bingkisan ke rumah klien pada hari istimewa mereka," ungkap Hanjaya. 

"Ada momen-momen tertentu di mana, tentu saja, kita tidak bisa hanya membahas pekerjaan saat bertemu. Misalnya, jika saya melihat kondisi klien tidak memungkinkan, saya tidak akan membahas pekerjaan. Saya akan berbincang tentang hal-hal yang lebih santai atau topik yang ingin dibahas oleh klien. Saya sangat yakin bahwa hubungan yang tidak hanya transaksional dimulai dengan keinginan untuk saling mengenal dan membangun kedekatan. Saya lebih suka melakukan penutupan transaksi berdasarkan hubungan yang kuat," tambah Hanjaya. 

Untuk itu, Hanjaya selalu berupaya untuk tetap terkini dengan tren dan perubahan dalam industri. Dengan sering membaca buku dan mengikuti berita, Ia bisa terus relevan dengan situasi terkini di bidang keuangan. Ia juga meyakini bahwa sikap kemurahan hati dalam interaksi profesionalnya memberikan dampak positif tidak hanya pada karier, tetapi juga pada hubungan dengan nasabah. Prinsip bahwa hidup ini untuk berbagi dan memberikan dampak positif kepada orang lain menjadi pedoman bagi setiap langkahnya dalam karier. 

Mengubah ketidakpuasan nasabah menjadi pembelajaran untuk lebih maju 

Hanjaya pernah menghadapi situasi ketika nasabahnya merasa tidak puas dengan layanannya, yang membuatnya merasa bersalah dan mulai menyalahkan diri sendiri. Salah satu faktor utama yang menyebabkan ketidakpuasan nasabah adalah kurangnya komunikasi mengenai detail dari rekomendasi yang diberikan. Hanjaya mengambil keputusan untuk bertemu langsung dengan nasabah tersebut guna mengklarifikasi masalah yang terjadi dan melakukan evaluasi untuk memetik pembelajaran dari pengalaman tersebut. 

"Ada banyak hal di luar kendali kita, tetapi tetap bertahan dan berusaha lebih baik adalah langkah terbaik yang dapat diambil. Saya menyadari pentingnya komunikasi dalam mencegah ketidakpuasan nasabah. Saya memastikan bahwa nasabah memahami setiap detail dari rekomendasi dan nasihat yang saya berikan. Untuk mengurangi risiko miscommunication, saya selalu mengulang informasi berkali-kali dan mengonfirmasi melalui chat WhatsApp," ujar Hanjaya. 

Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Hanjaya terjadi ketika memberikan nasihat keuangan tentang proteksi jiwa kepada seorang nasabah. Pada tahun yang sama, nasabah tersebut tiba-tiba mengalami stroke namun berhasil sembuh. Namun, kejadian tersebut membuatnya tidak bisa mengambil proteksi tambahan. Nasabah sangat bersyukur karena sudah memiliki proteksi yang lengkap sebelumnya. Pengalaman ini mengajarkan Hanjaya betapa pentingnya waktu dalam pekerjaannya. Sejak saat itu, Hanjaya semakin menyadari pentingnya untuk tidak menunda dalam menyebarkan informasi mengenai proteksi, karena kesadaran masyarakat tentang hal ini masih rendah."Mengetahui panggilan utama dalam hidup dan tujuan hidup kita adalah hal yang sangat penting. Dalam setiap tindakan, lakukanlah dengan tulus dan sepenuh hati. Menikmati pekerjaan yang kita lakukan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam karier. Dengan demikian, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional dapat tercapai dengan lebih baik," tambah Hanjaya. 

 

Contact: MDRTeditorial@teamlewis.com