Brand hebat dibentuk justru bukan dari iklan, logo perusahaan, atau produk dan jasa, melainkan dari ciri-ciri yang menonjolkan perusahaan di antara para pesaing. Lebih spesifik lagi, brand pribadi yang hebat tidak mengacu pada diri, tetapi berpusat pada layanan, menurut Rory Vaden, pakar psikologi pengaruh dan mitra pendiri Brand Builders Group.
“Ironinya, brand pribadi bukan soal diri pribadi. Tapi soal cara kita melayani sesama,” kata Vaden. “Begini kata salah seorang mentor saya ketika menurunkan saran branding pribadi terbaik yang pernah saya terima. Beliau berkata, tujuannya adalah mendayagunakan keunikan kita demi melayani sesama.”
Bagi-bagi ilmu
Penasihat dapat membangun brand pribadinya dengan mengajarkan ilmunya secara cuma-cuma. Pengajaran membangun kepercayaan, yang ikut memantapkan reputasi penasihat – “reputasi itu penting karena ia pangkalnya pemasukan” – dan membuatnya tampil istimewa, imbuh Vaden.
Xu Min Zhang, anggota 12 tahun MDRT dari Guangzhou, Tiongkok, dulu grogi di depan kamera. Namun, pelan-pelan ia mengatasi kecanggungan itu dan berbagi keahliannya dengan livestreaming.
“Pernah, selama sebulan, saya membahas topik-topik tertentu seperti kehidupan di masa pensiun, dan saya bagi topik ini jadi empat episode pembahasan, sekali seminggu,” kata Zhang. “Saya jelaskan situasi terkini kehidupan di masa pensiun, cara menyusun rencana pensiun yang baik, hal-hal yang termasuk dalam jasa perencanaan pensiun, dan lainnya. Seusai sesi-sesi ini, saya ajak nasabah untuk menonton siaran ulangnya. Saya juga bisa mengedit videonya jadi dua atau tiga menit dan memakainya sebagai bahan edukasi.”
Dengan livestreaming dan interaksi daring dengan audiens, Zhang dipandang sebagai penasihat yang fasih teknologi.
“Saya dapat masukan. Ada nasabah yang berkata, ‘Xu Min, belakangan ini kamu sering livestreaming, ya. Keren, lo.’ Mereka memandang saya sebagai orang yang up to date bukan karena isi siaran saya, tapi karena saya siaran,” ujar Zhang.
Atribut brand pribadi
Segi lain dari brand pribadi adalah kait pintas — kata-kata deskriptif — yang melintas di benak orang setelah berjumpa dengan Anda. Bukan perusahaan tempat Anda bekerja atau produk yang dijual, melainkan komitmen jangka panjang pada atribut, hasil, atau persona tertentulah yang membuat Anda dikenal, kata Kaplan Mobray, pakar branding pribadi dan pembicara MDRT EDGE 2023.
“Kadang, tak ada kesempatan kedua untuk membekaskan kesan itu di benak nasabah, jadi kita harus dengan sengaja menghadirkan kesan kuat yang membuahkan manfaat,” kata Mobray. “Kita harus konsisten menunjukkan atribut yang membuat kita berbeda. Keajekan lebih berdaya dari kesempurnaan. Saat orang melihat Anda terus beragih informasi, terus membantu keluarga, terus membantu perusahaan, mereka akan tertarik. Jika konsisten, Anda bisa dikenal spesial, dan itu sudah separuh jalan menuju brand yang jitu.”
Kadang, tak ada kesempatan kedua untuk membekaskan kesan itu di benak nasabah, jadi kita harus dengan sengaja menghadirkan kesan kuat yang membuahkan manfaat.
— Kaplan Mobray
Setiap orang punya keahlian atau renjananya sendiri. Meski June Rong Rong Koh tidak menganggap dirinya seniman, anggota tiga tahun MDRT dari Singapura ini gemar mendekorasi buku dan hal-hal terkait desain. Itu mengapa ia suka merancang undangan dan hiasan untuk pesta ulang tahun dan perkawinan teman-temannya, dan talenta itu terbawa ke praktik jasanya. Cita rasa seni ia suguhkan dalam undangan digital untuk pertemuan pertama yang ia kirim kepada para nasabah baru. Warna dan elemen grafis serupa muncul lagi dalam kartu pos ucapan terima kasih yang dirancangnya dengan pesan inspiratif tulis tangan, yang ia kirim sebelum pertemuan kedua.
“Nasabah mengirimi saya pesan singkat berbunyi, ‘Wah, di kotak suratku ada kartu pos.’ Agaknya, sudah jarang orang menerima kartu pos, dan itu menghadirkan kesan mendalam di diri mereka,” kata Koh.
Untuk rapat tinjauan, ia menyajikan pengalaman unik dengan merancang sampul map ringkasan portofolio nasabah yang dikemas dalam tas kado berisi kartu pos dan tatakan yang ia rancang dengan tema seperti “Jadilah terang”, “Terbuat dari mukjizat”, dan “Mentari harapan”.
“Saat mereka menjadi nasabah saya, rasanya seperti datang ke pesta eksklusif dan dapat oleh-oleh istimewa,” kata Koh.
Kesan visual yang sama juga muncul pada kertas dan label kemasan kue yang ia kirimkan kepada nasabah sebagai hadiah Imlek atau Hari Ibu. Ia juga mengajak nasabah dan stafnya untuk berkolaborasi merancang topi bisbol, t-shirt, dan tumbler untuk acara galang dana di hari Natal. Dengan begitu, nasabah merasakan daya cipta artistik Koh.
Mereka juga merasakan unsur lain dari brand pribadi Koh, yang ditempa lewat pengalaman hidup dan hal yang dekat di hatinya. Karena orang tuanya berpisah saat ia masih kecil, dan para kerabat bergantian mengasuh dirinya semasa kanak-kanak, Koh merasa lebih selaras dengan orang-orang yang kurang diperhatikan dan ingin menyediakan mimbar ekspresi bagi mereka. Itulah mengapa ia punya seri konten Instagram tempat para pengusaha kecil, seperti pengusaha kue, bisa berbagi cerita tentang prestasi dan perjuangan mereka.
“Intinya adalah konsisten hadir, sedemikian rupa sehingga orang mengenal kita dan eksistensi kita membekas di hati mereka,” katanya. “Saat orang menyelaraskan identitasnya dengan diri, brand, dan keunggulan Anda – karena mereka pun punya identitas diri – relasi mereka dengan Anda kian kuat, sampai-sampai mereka mulai memandang diri dan brand Anda sebagai keluarga.”
Audit brand Anda
Atribut lain brand pribadi yang bisa diperhatikan penasihat dapat berupa storytelling, penyelesaian masalah, keterampilan menyimak, memimpin, dan seabrek sifat khas lainnya. Apa pun itu, jangan serahkan urusan identitas brand kepada orang lain. Salah satu strategi Mobray untuk membangun brand pribadi adalah uji tuntas mandiri. Coba Google diri sendiri, karena prospek pasti “memeriksa sebelum berjumpa dengan Anda.” Apa pendapat orang tentang diri Anda? Adakah gap antara cara Anda memandang diri sendiri dan cara orang lain memandang Anda? Lalu, tulis draf ulasan Google tentang diri Anda agar Anda tahu ulasan seperti apa yang Anda inginkan dari nasabah.
Saran lainnya, setiap kali selesai closing, tanyakan kepada nasabah: Mengapa Anda membeli dari saya?
“Kalau tidak ditanyakan, informasi penting soal brand Anda itu akan terlewatkan,” kata Mobray. “Jadi, setiap kali selesai closing polis, sebelum nasabah menutup telepon, meninggalkan rapat, beranjak dari gedung kantor, tanyalah, ‘Mengapa Anda membeli dari saya?’ Karena ada alasan yang membuat mereka membeli dari Anda, bukan yang lain. Mereka tidak membeli dari Anda karena Anda bekerja untuk perusahaan hebat. Mungkin, alasannya karena, waktu mereka bercerita tentang wafatnya sang nenek, hanya Anda yang tulus mendengarkan, bukan malah berkata, ‘Oh, kami punya produk asuransi cacat tubuh’ atau ‘Ini kami ada polis perawatan hari tua atau manfaat kematian’.”
Sama seperti kita yang mengecek ulasan tamu sebelum mencoba restoran baru, prospek ingin melihat ulasan positif tentang diri Anda sebelum membeli. Orang cenderung mencari kawan yang punya kesamaan dengan dirinya. Maka, curahkan waktu untuk membangun kesamaan di profil LinkedIn atau media sosial lainnya, kata Mobray, karena itu menunjukkan bahwa Anda punya pendukung.
“Orang jadi bisa melihat siapa saja yang sama dengan Anda. Kesamaan konteks memunculkan kedekatan. Risiko menurun, kepercayaan pun naik,” ujarnya. “Jadi, di samping upaya mencari dan menghubungi calon prospek, dekatkanlah diri dengan konteks para nasabah saat ini. Nilai bisnis dan brand Anda pun akan makin berarti.”
KONTAK
June Rong Rong Koh junekohrr@pruadviser.com.sg
Kaplan Mobray kaplan@kaplanmobray.com
Rory Vaden info@brandbuildersgroup.com
Xu Min Zhang 544536168@qq.com