Sukses melayani nasabah dengan efektif melalui pola pikir yang kuat dan personal branding yang baik [Christopher Rodjito]

Sukses melayani nasabah dengan efektif melalui pola pikir yang kuat dan personal branding yang baik

Christopher Rodjito, penasihat keuangan berpengalaman dan anggota MDRT selama 4 tahun dari Jakarta, menggarisbawahi bahwa memiliki pola pikir yang tepat dan membangun personal branding yang kuat adalah kunci kesuksesannya dalam memberikan layanan keuangan yang efektif kepada nasabah

Christopher Rodjito, anggota MDRT dari Jakarta, menekankan bahwa memiliki pola pikir yang tepat dan membangun personal branding yang kuat adalah kunci kesuksesannya dalam memberikan layanan keuangan yang efektif di tengah persaingan ketat di industri asuransi. "Saya sering berbagi pengetahuan dan pengalaman di berbagai media serta menjadi pembicara di acara profesional tingkat korporasi, di mana saya fokus membantu peserta memahami perjalanan keuangan mereka sesuai dengan tahapan yang mereka alami, termasuk menayangkan video perencanaan keuangan," jelasnya. "Tahapan keuangan yang biasanya saya bahas mencakup Penciptaan Kekayaan (Wealth Creation), Perlindungan Kekayaan (Wealth Protection), Akumulasi Kekayaan (Wealth Accumulation), dan Transfer Kekayaan (Wealth Transfer). Saya menggunakan analogi yang sederhana agar mudah dipahami. Misalnya, saya mengibaratkan polis asuransi seperti petugas keamanan; kita membayar premi setiap bulan tanpa berharap terjadi pencurian, dan kita tidak mengharapkan uang kembali jika tidak ada kejadian. Pendekatan ini membantu peserta lebih mudah memahami konsep keuangan yang kompleks. " 

Rodjito dengan hati-hati menggabungkan perannya sebagai penasihat keuangan dengan pengalaman pribadi sebagai seorang ayah dan suami. Ia sering menjelaskan pentingnya asuransi jiwa dengan menggunakan contoh konkret dari kehidupan sehari-hari. Misalnya, ia membantu seorang ayah yang hanya fokus pada kebutuhan jangka pendek untuk memahami bahwa premi asuransi jiwa senilai Rp100 juta hanya sekitar Rp1 juta per tahun, dibandingkan dengan pengeluaran transportasi yang mencapai Rp5 juta per bulan. Perubahan pola pikir ini membuat orang tersebut segera mendaftar program asuransi jiwa. Selain itu, dalam pertemuan dengan nasabah, Rodjito menekankan pentingnya kemandirian finansial dan perencanaan keuangan yang baik untuk menghindari ketergantungan pada orang lain. 

Prinsip 'client-first' selalu menjadi panduan utamanya dalam memberikan saran keuangan yang tidak hanya teknis, tetapi juga empati terhadap kebutuhan unik dari setiap nasabah. Contohnya, ada satu kasus di mana seorang nasabah meminta asuransi jiwa dengan budget Rp30 juta. Dari katalog produk yang dimiliki, Rodjito bisa saja menawarkan produk investment-linked dengan nilai Rp30 juta dan masa bayar seumur hidup. Namun, ia mengetahui bahwa di perusahaan lain ada asuransi jiwa tradisional dengan masa bayar hanya 10 tahun dan nilai pertanggungan yang sama. Rodjito memilih mengarahkan nasabah tersebut untuk menghubungi penasihat keuangan di perusahaan lain tersebut. Pendekatan ini tidak hanya membantu membangun hubungan yang dipenuhi dengan empati dan kepercayaan, tetapi juga membuatnya dikenal sebagai penasihat yang peduli dan perhatian. 

Menghadapi isu-isu terkini, Rodjito selalu mengedepankan penggunaan data yang faktual untuk menghindari persepsi yang salah. Pendekatan ini juga tercermin dalam komunikasinya dengan nasabah, memastikan bahwa setiap saran yang diberikan didasarkan pada informasi yang akurat. Ketika memberikan penawaran asuransi, penasihat keuangan pada umumnya seringkali hanya mengira-ngira kebutuhan yang sesuai dengan budget klien atau sesuai dengan target penjualan mereka. Tetapi, Rodjito memberikan informasi yang detail; bahwa untuk memiliki asuransi jiwa yang tepat, nilai pengeluaran per-tahun yang harus ditanggung dapat dibagi dengan suku bunga deposito. Dari situ, akan muncul nilai asuransi jiwa yang sebenarnya dibutuhkan nasabah pada saat itu.  Pengalaman sehari-hari dalam melayani nasabah, baik secara langsung maupun online, membantu Rodjito menjadi penasihat yang lebih peka terhadap kebutuhan finansial dan emosional nasabah. Misalnya, dalam setiap komunikasi dengan nasabah, Rodjito selalu memulai dengan memahami tujuan keuangan mereka, sehingga dapat memberikan saran yang lebih relevan sesuai dengan keadaan dan cerita unik masing-masing.  

Sebagai contoh, dalam merencanakan pendidikan anak di luar negeri, Rodjito menekankan pentingnya perencanaan keuangan yang matang. Biaya pendidikan yang tinggi di luar negeri memerlukan strategi pengelolaan keuangan yang cermat. Selain itu, Rodjito juga memberikan penekanan pada investasi emas sebagai cara efektif untuk melindungi nilai aset di tengah ketidakpastian ekonomi, dengan saran untuk membeli emas dari sumber yang terpercaya dan menyimpannya dengan aman untuk perlindungan jangka panjang.  

Seperti yang dikatakan Rodjito, "Orang yang cerdas belajar dari pengalaman, tetapi yang lebih cerdas lagi adalah yang belajar dari pengalaman orang lain. Sebagai anggota MDRT, saya memiliki banyak cerita dari interaksi dengan nasabah. Berbagi cerita ini dapat menjadi pengalaman berharga sebagai referensi bagi orang lain." 

 

Kekuatan data untuk transparansi dan kepercayaan nasabah 

Salah satu tantangan terbesar dalam profesi Rodjito adalah menghadapi penolakan klaim oleh perusahaan asuransi. "Dalam mengelola ketegangan dan frustrasi saat menghadapi penolakan klaim, pendekatan saya berfokus pada manajemen risiko yang jelas. Saya memilah-milah alasan penolakan klaim ke dalam kategori yang bisa saya kendalikan, bisa saya pengaruhi, dan yang harus saya terima. Jika penolakan klaim disebabkan oleh hal-hal seperti pengecualian atau pelanggaran hukum, saya menyadari bahwa ini di luar kendali saya. Namun, ketika penyebabnya adalah kesalahan data yang bisa diperbaiki dengan informasi tambahan yang valid, saya tetap tenang dan fokus untuk mengelola ekspektasi nasabah. Penyelidikan lebih lanjut terhadap penolakan klaim tidak hanya membantu klarifikasi diagnosis, tetapi juga meningkatkan hubungan saya dengan nasabah. Saya selalu menegaskan kepada nasabah pentingnya integritas data medis yang jujur dalam proses klaim, serta menjaga komunikasi yang terbuka dan responsif. Dalam beberapa kasus, saya bahkan harus berkoordinasi dengan dokter yang merawat nasabah untuk mendapatkan pernyataan resmi yang mendukung klaim," ungkap Rodjito. 

Ketika dihadapkan pada perbedaan pendapat antara dokter yang merawat dan dokter dari perusahaan asuransi, Rodjito mengambil pendekatan profesional. Ia yakin bahwa dengan mempertimbangkan data medis terbaru dan ketentuan polis yang berlaku, klaim masih memiliki peluang untuk disetujui meskipun terdapat perbedaan pendapat. Pengalaman ini telah mengubah pendekatannya dalam menangani klaim asuransi, membuatnya lebih proaktif dalam memastikan transparansi dari awal pengajuan polis hingga klaim, dengan lebih teliti dalam mengumpulkan informasi medis yang akurat untuk menghindari potensi kesalahpahaman. 

 

Contact: MDRTeditorial@teamlewis.com  

 

Ditampilkan dalam artikel ini