Ada satu prinsip berharga dalam dunia penasihat keuangan yang sering sulit diterapkan: membantu tanpa mengharapkan imbalan. Menurut Devita, ketika seseorang berkomitmen untuk memberikan bantuan dengan niat tulus, hasilnya sering kali melampaui ekspektasi dan memberikan dampak positif yang signifikan. Dengan pendekatan ini, penasihat keuangan bukan hanya penyedia layanan, tapi juga mitra yang peduli terhadap kebutuhan dan kesejahteraan nasabah.
Keterlibatan tulus yang mengubah dinamika hubungan dengan nasabah
Setiap kali Devita berhadapan dengan nasabah, ia selalu mengingat prinsip ini dan berusaha untuk membawa semangat yang sama dalam setiap interaksi, baik dengan nasabah maupun prospek baru. Ia percaya bahwa membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan adalah dasar dari hubungan yang sehat dan berkelanjutan. Ketika kepercayaan itu terbangun, ia yakin bahwa kesuksesan akan mengikuti.
“Pada tahun 2022, saya menerima telepon tengah malam dari adik salah satu nasabah saya, yang suaminya sedang menjalani operasi angioplasty. Dalam kebingungan karena penasihat keuangannya sudah tidak aktif, nasabah tersebut mencari bantuan. Merasa terpanggil, saya segera berangkat ke Jakarta keesokan harinya untuk membantunya mengurus klaim asuransi, yang dapat cair dengan cepat. Dua bulan kemudian, kakak nasabah tersebut menghubungi saya untuk meminta agar saya mengambil alih polis-polisnya. Setelah menjelaskan konsep perlindungan terbaru yang melengkapi kekurangan pada polis lama, ia tertarik dan memutuskan untuk mengambil polis tradisional dengan saya untuk keluarganya,” jelas Devita.
Pengalaman ini mengajarkan Devita bahwa tindakan tulus dapat membangun kepercayaan yang membuka peluang baru. Kepercayaan yang dibangun dari niat baik ini menciptakan hubungan yang lebih mendalam dan menghasilkan kesempatan baru di masa depan, baik untuk individu tersebut maupun orang yang dibantu.
Menjaga semangat yang konsisten dalam pelayanan
Menjaga semangat dalam pelayanan adalah tantangan tersendiri, terutama ketika bisnis baru tidak selalu datang dengan cepat. Salah satu tantangan yang dihadapi Devita adalah membuka pikiran masyarakat tentang pentingnya proteksi keuangan, karena banyak yang enggan membayar karena tidak menganggap asuransi itu penting.
Salah satu cara Devita tetap termotivasi adalah dengan menganggap nasabah sebagai keluarganya sendiri. Ia berusaha untuk tidak mudah tersinggung ketika menghadapi penolakan, selalu mengingat bahwa setiap pengalaman— baik atau buruk, menyimpan pelajaran berharga. Sikap positif ini membuatnya untuk lebih gigih dan terbuka terhadap peluang baru yang mungkin muncul. Dengan ini, ia dapat terus berusaha, menjalin hubungan yang lebih erat dengan nasabah, dan menemukan cara baru untuk melayani mereka.
"Saya selalu menaruh hati dalam setiap hal yang saya lakukan. Ketika saya bekerja dengan tulus, rasa kekecewaan tidak akan menguasai saya, karena saya percaya bahwa kegagalan sering kali berawal dari perasaan kecewa. Mungkin hari ini usaha saya belum membuahkan hasil, tetapi saya yakin jika saya terus bertahan dan melangkah maju, benih yang saya tanam dengan sepenuh hati akan berbuah, dan saya akan dapat memanennya di kemudian hari. Setiap usaha yang dilakukan dengan niat baik pasti akan memberikan hasil yang memuaskan pada waktunya," tegas Devita.
Menciptakan strategi baru dari penolakan dan keberatan
Setiap kali Devita menghadapi penolakan, ia selalu menganggapnya sebagai peluang untuk menciptakan strategi baru yang lebih inovatif. Melalui evaluasi mendalam terhadap cara dan pendekatan yang telah diterapkan, ia menemukan kunci untuk meningkatkan kinerjanya. Tidak hanya berfokus pada perbaikan presentasi, ia juga mencari cara untuk membuat prospek dan nasabah merasa diperhatikan dan nyaman.
Salah satu pengalaman penolakan yang paling berkesan bagi Devita terjadi saat baru memulai karier di industri ini. Saat itu, ia hanya berhasil menutup 3 kasus meskipun telah beberapa kali memberikan penawaran. Namun, setelah 9 tahun, Devita berhasil menutup 6 kasus dari nasabah yang sama, berkat pemahaman yang lebih baik tentang siapa yang perlu ia dekati dalam pengambilan keputusan. Pengalaman ini mengajarkannya bahwa kunci penjualan terletak pada ketelitian dalam mengenali 'key person' yang berperan penting.
“Bagi saya, penolakan bukanlah akhir, melainkan hanya penundaan keputusan dari prospek. Sikap ini memberikan saya harapan dan motivasi untuk terus memperkuat hubungan dan menjalin komunikasi yang lebih intens. Saya percaya bahwa dengan kesabaran dan ketekunan, hanya soal waktu sebelum kesepakatan penjualan tercapai. Setiap interaksi, bahkan yang tampaknya tidak berhasil, menjadi langkah menuju peluang yang lebih besar di masa depan,” tegas Devita.
Dengan mengedepankan prinsip tulus dalam setiap interaksi, hubungan yang kuat dengan nasabah yang membuka peluang baru dan keberhasilan. Sikap ini tidak hanya memperkuat kepercayaan, tetapi juga menciptakan ikatan yang mendalam dan berdampak dalam kehidupan nasabah.
Contact: MDRTeditorial@teamlewis.com